Amputasi merupakan suatu momok menakutkan bagi penderita kaki diabetik dan seringkali menjadi satu-satunya pilihan pada luka yang luas. Namun seiring dengan kemajuan ilmu kedokteran dalam dua dekade terakhir, telah dikembangkan terapi endovaskular untuk “menghidupkan kembali” jaringan yang hampir mati. Tindakan ini dikenal dengan nama percutaneous transluminal angioplasty (PTA).
Kaki diabetik merupakan salah satu contoh kasus penyakit arteri perifer (Peripheral Arterial Disease/PAD) terbanyak pada tungkai bawah. Nasib penderita kaki diabetik umumnya masih mengecewakan, baik bagi pasiennya sendiri, maupun bagi dokter yang mengobatinya. Biaya yang harus ditanggung untuk mengatasi persoalan kaki diabetik sangat besar apalagi kalau juga dihitung kerugian dan biaya tidak langsung akibat kecacatan dan ketidakhadiran pasien dari pekerjaannya. Di Indonesia, laju amputasi kaki diabetik berkisar antara 15-30% dengan angka kematian penderita dengan ulkus/gangren berkisar antara 17-32%.
Terapi intervensi pada kasus kaki diabetik harus segera dilakukan apabila ditemukan adanya penyakit arteri perifer yang berat dengan keluhan disertai ulkus yang tak kunjung sembuh, atau pada keadaan acute atau critical limb ischemia. Gejala dapat muncul dapat hitungan jam ataupun beberapa hari seperti nyeri hilang timbul pada kaki saat istirahat, rasa baal, kelemahan otot, sampai kelumpuhan (paralisis). Menurut rekomendasi American College of Cardiology Foundation/American Heart Association tahun 2011 dan European Society of Cardiology tahun 2012, pilihan pertama terapi terbaik terpilih saat ini dengan intervensi perkutan yang disebut Percutaneus Transluminal Angioplasty (PTA) atau disebut juga terapi endovaskular. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan cara operasi bypass.
Sejak diperkenalkan pertama kali pada tahun 1964, kemajuan teknologi terapi PTA telah meningkat pesat dalam penanganan pasien dengan penyakit arteri perifer. Tingkat keberhasilannya pun cukup tinggi dengan komplikasi yang rendah. Sebelumnya, teknik ini telah dikenal untuk mengatasi penyempitan pembuluh darah koroner jantung. Namun kini, PTA juga dapat juga menjadi pilihan terapi pada berbagai kasus PAD seperti insufisiensi arteri akut, trombosis vena dalam, kaki diabetik dan juga akses hemodialisa. Di masa datang akan semakin rendah angka amputasi dengan adanya kemajuan di bidang intervensi endovaskular. Saat ini, Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM – FKUI telah melakukan banyak tindakan PTA untuk menangani kasus kaki diabetes.
(Foto-foto kasus diatas merupakan koleksi pribadi dr. Dono Antono, SpPD-KKV, FINASIM, FICA)
Posted: February 7, 2013 at 7:03 am, Last Updated: September 7, 2016 at 4:35 am